Laman

Rabu, 15 April 2009

Bom Waktu Phk

pulished by Mochammad Rizky M

Sudah hampir 2 bulan lebih sejak terjadinya krisis ekonomi global, yang diawali dari Amerika serikat dan merambat ke belahan dunia yang lain termasuk Indonesia. Dampak yang ditimbulkan pun sifatnya destructive bagi perekonomian dunia, mulai dari terganggunya sistem perbankan, meningkatkan inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dan meningkatnya pengangguran yang akan memicu terjadinya ledakan kemiskinan di dunia.

Dampak krisis ekonomi global bagi perekonomian Indonesia akan masih terasa di tahun 2009. Pertumbuhan perekonomian Indonesia akhir tahun 2008 ini diperkirakan hanya mencapai 5-6 persen dari sebelumnya yang mencapai 6,3 persen. Sedangkan tingkat inflasi ikut meningkat menjadi sekitar 7 persen pada tahun 2008 ini yang dipicu oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah berkisar antara Rp 10.000-11.000/USD.

Untuk sektor ketenagakerjaan, tingkat pengangguran juga akan ikut meningkat dari tahun 2007 yang sebesar 9,1 persen menjadi sekitar 10 persen pada tahun 2008 ini. Pengangguran diawal tahun 2009 pun akan terus meningkat di kwartal pertama, karena diperkirakan dampak krisis ekonomi terhadap PHK akan lebih terlihat pada tahun 2009. Meningkatnya pengangguran tidak terlepas hubungannya dengan tingkat kemiskinan yang juga akan meningkat pada tahun 2008 ini menjadi 17 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 16,6 persen. Angka kemiskinan di kwartal awal tahun 2009 diperkirakan akan meningkat beriringan dengan meningkatnya tingkat pengganguran.

Usaha pemerintah untuk meredam dampak dari krisis ekonomi global dirasa belum optimal. Mulai dari meningkatkan suku bunga BI menjadi 9,5 persen hingga pengambilaliahan bank-bank yang agak bermasalah. Hal ini tidak diimbangi oleh kinerja neraca pembayaran khususnya arus ekspor dan impor, karena Indonesia sudah tidak menjadi menjadi net eksportir tetapi malah menjadi net importir dan juga belum adanya kebijakan yang lebih constructive untuk menghindarkan adanya PHK yang besar-besaran.

PHK Di Indonesia

Meningkatnya PHK akibat krisis ekonomi memang akan lebih terlihat pada tahun 2009. Apabila melihat dari keadaan yang terjadi di Amerika Serikat, ketika perusahaan otomotifnya yaitu General Motors (GM), Ford, dan Chrsyler atau yang terkenal dengan sebutan The Big Three melakukan PHK besar-besaran, dampak PHK tersebut pasti akan merambat ke negara-negara lain, khususnya ke Indonesia sama halnya dengan awal terjadinya krisis keuangan global.

Di Indonesia pun diperkirakan pada tahun 2009 akan banyak terjadi PHK di berbagai sektor, terutama sektor industri manufaktur. PHK diperkirakan akan mencapai 100.000 - 200.000 dan porsi terbesar berada pada sektor industri manufaktur. Terjadinya PHK besar-besaran diperkirakan akan meningkatkan kemiskinan di Indonesia. Dengan semakin besarnya jumlah pengangguran, masalah sosial pun akan ikut meningkat, salah satunya kriminalitas. Untuk itu, diperlukan adanya keseriusan dari pemerintah dalam meredam besarnya arus pengangguran di tahun 2009 ini.

Besarnya tingkat pengangguran di Indonesia di tahun 2009, dikarenakan berkurangnya permintaan barang dan jasa oleh negara-negara tujuan ekspor indonesia sehingga mempengaruhi penjualan barang dan jasa perusahaan akibat semakin mengecilnya pangsa pasar. Yang pada akhirnya, perusahaan akan memangkas biaya operasionalnya untuk menghindarkan adanya kerugian yang lebih besar, salah satunya melalui PHK.

Dengan semakin mengecilnya pangsa pasar ke luar negeri, pemerintah harus mencari alternatif dari hilangnya pangsa pasar, yaitu melalui peningkatan pasar domestik, sehingga dapat mengcover dari hilangnya permintaan pasar asing. Selain itu perlu adanya penguatan dalam sektor riil, mengingat sektor riil adalah sektor yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 90 persen. Untuk itu pembangunan sektor riil menjadi prioritas utama di tahun 2009, berdasarkan seminar yang bertema ”Reformulasi Kebijakan Pembangunan Daerah” pada 14 Desember yang juga diikuti oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono .

Sektor Riil

Pengembangan sektor riil memang harus mendapat perhatian yang lebih, tidak hanya pada saat krisis ekonomi yang sedang melanda dunia maupun ketika perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang baik. Sektor riil khususnya sektor informal merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja hingga 90 persen dan juga pengalaman krisis ekonomi tahun 1997/1998, yang dimana banyak perusahaan-perusahaan yang gulung tikar, sektor informal mampu bertahan meskipun kinerjanya bergerak lambat.

Keharusan untuk memberikan prioritas lebih dalam membangun sektor riil disadari betul oleh pemerintah. Hal ini ditunjukkan oleh semakin meningkatnya kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan pembangunan sektor riil ke arah yang lebih baik. Untuk mendukung pembangunan sektor riil pemerintah perlu mengeluarkan berbagai kebijakan sebagai stimulus pembangunan sektor riil, salah satunya melalui kebijakan pemerintah berupa KUR dan PNPM.

Kebijakan pemerintah mengenai KUR atau Kredit Usaha Rakyat merupakan program pemerintah yang bertujuan memberikan pinjaman kredit kepada UMKM dengan syarat tanpa agunan sehingga diharapkan UMKM yang kesulitan dana dapat terbantu dengan adanya KUR ini. Penyaluran program KUR untuk bulan November 2008 sudah mencapai Rp 11,5 triliun sedangkan untuk bulan Desember 2008 meningkat menjadi sekitar Rp 12,03 triliun. Dengan semakin meningkatnya dana KUR diharapkan pengembangan sektor riil akan lebih optimal

Selain itu, terdapat pula program pemerintah mengenai pemberdayaan masyarakat, yaitu PNPM mandiri. Program ini bertujuan memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat diharapkan dengan adanya program masyarakat dapat lebih mandiri. Sehingga dampak PHK yang akan terjadi pada tahun 2009 dapat diminimalisir, karena program ini dapat menyerap tenaga kerja. Untuk itu diperlukan adanya keseriusan pemerintah untuk mengembangkan program ini ke arah yang lebih baik lagi.

Dengan program-program pemerintah yang pro terhadap rakyat diharapkan dapat memaksimalkan pembangunan sektor riil, yang berdasarkan pengalaman dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menanggulangi kemiskinan. Dengan demikian, diperlukan pula program-program lain dari pemerintah untuk dapat lebih mengoptimalkan pengembangan sektor riil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar